Freeport Akui Lambat Jalankan Komitmen dengan Pemerintah RI - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Maroef Sjamsuddin mengaku
 masih lambat dalam menjalankan komitmenya dengan Pemerintah Indonesia.
Maroef mengatakan, saat ini Freeport sedang berada di jalur lambat 
dalam berkomitmen dengan pemerintah. Sementara pemerintah bergerak cepat
 dalam menerapkan kebijakan-kebijakannya.
"Terkait isu hangat. 
Memang saya akui bahwa ada suatu perlambatan-perlamatan atau jalan di 
jalur lambat perusahan ini dalam rangka tunjukkan komitmen ke 
regulator," kata Maroef di kantor Freeport Indonesia, kawasan Kuningan, 
Jakarta, Kamis (22/1/2015).
Mengetahui hal tersebut, Maroef 
mengaku marah kepada jajarannya. Pasalnya, keterlambatan Freeport tidak 
hanya berakibat pada perusahaan tetapi juga dampak sosial di Papua 
tempat Freeport mengeruk emas.
" Memang lambat maka saya marah ke staff. Kenapa nggak dipercepat. Kalau nggak jalan bagus bagaimana dengan Papua sendiri," tuturnya.
Menurut Maroef, dimasa kepemimpinannnya perlambatan tersebut akan 
diurai. Ia pun menyambut positif ancaman pemerintah melalui Menteri 
Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)  untuk membekukan ekspor konsentrat 
karena Freeport tidak menunjukkan keseriusan dalam membangun Parik 
pengolahan dan Pemurnian mineral (smelter), jika melewati batas waktu 
yang telah ditentukan 24 Januari 2015.
" Ini saya dorong. Saya 
positif apa yang dibilang Menter ESDM bahwa mengingatkan Freeport 
Indonesia  ijin ekspor sudah mepet. Memang ada komitmen yang harus 
diselesaikan," 
Kamis, 22 Januari 2015
Senin, 05 Januari 2015
Misteri Detik-detik Terakhir AirAsia QZ8501
Sejumlah puing pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura dan beberapa jasad penumpang telah ditemukan di Selat Karimata, pada Selasa 30 Desember 2014 sore. Pencarian terus dilanjutkan hari ini.
Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu sebelumnya hilang kontak pada Minggu 28 Desember 2014 pagi, sekitar pukul 06.17 WIB. Kapal terbang jenis Airbus A320-200 itu berangkat dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura, pukul 08.30 waktu setempat.
Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu sebelumnya hilang kontak pada Minggu 28 Desember 2014 pagi, sekitar pukul 06.17 WIB. Kapal terbang jenis Airbus A320-200 itu berangkat dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura, pukul 08.30 waktu setempat.
Langganan:
Komentar (Atom)